Baca: Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya Ungkap Kisah Mahabharata dan Ramayana Jadi Cerita Islam dengan Wayang. Dadan juga menyebutkan bahwa dalam wayang muncul istilah punakawan yang tidak ada dalam kitab Mahabharata dan Ramayana. Pasalnya, pada dua kitab itu bercerita tentang tokoh-tokoh berkasta tinggi. Punakawan pada wayang, kata Dadan
Baginda tak akan lupa ucapan brahmana yang datang di musim semi itu—penujum terakhir yang diantar dengan bergegas ke luar balairung: ”Kelak, putri Paduka akan hidup dalam g elap, mungkin karena getir.” Tentu saja Gandhari tak mendengar kata-kata itu. Tapi ia praktis hidup dengan sejenis tabir.
Goro-goro mewakili bahasa rakyat, para punakawan itu kritik sana kritik sini, bisa mengundang penyanyi dangdut atau pelawak sungguhan ke pentas wayang kulit. Ini saat jeda tapi ini yang hiruk pikuk. Berikut saya beri contoh bagaimana dialog keempat punakawan wayang kulit khas Jawa ini saat goro-goro.
Cerita wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng.
Cerita Wayang Bahasa Jawa : Palasara Rabi 1 Jejer ing nagari Wiratha, Prabu Basu Kiswara, mios ing pancaniti ingkang suniwi putra Raden Durgandana, twin Patih Kiswata miwah para punggawa pepak kang anangkil, ginem ; ingkang putra Dewi Durgandini gerah, kringetipun mambet awon. Kang nata nampi wangsiting Bathara, sinaning sakit manawi Dewi Durgandini kabucal ing Bangawan Silu Gangga. Dalam cerita pewayangan, Semar adalah sosok tertua sehingga dijuluki sebagai bapak dari Punakawan lainnya. 2. Gareng. Gareng adalah Punakawan yang memiliki tubuh yang kurang sempurna dengan hidung bulat, tangan patah, kaki pincang, dan mata yang juling. . 231 9 247 262 64 17 420 229

cerita wayang gareng dalam bahasa jawa